Senin, 04 Oktober 2010

Credit Union


·         Pengertian CU

Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan Credit Union?
Kredit Union (CU), diambil dari bahasa Latin "credere" yang artinya percaya dan "union" atau "unus" berarti kumpulan.

Sehingga "Kredit Union" memiliki makna kumpulan orang yang saling percaya, dalam suatu ikatan pemersatu dan sepakat untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama untuk dipinjamkan kepada anggota dengan tujuan produktif dan kesejahteraan.

Menurut sejarahnya, credit union lahir pertama kali pada pertengahan abad 19 di Jerman. Lembaga ini digagas seorang walikota Flammersersfield, Jerman Barat, bernama Friedrich Wilhem Raiffeisien. Itu dilatarbelakangi keprihatinannya terhadap kondisi sosial ekonomi yang suram yang dihadapi oleh warganya.

Ketua BK3D Kalimantan Anselmus Robertus Mecer, mengatakan, sering kali orang memberikan nama secara "hitam putih". Padahal walaupun ada kesamaan, namun ibarat orang membuat kue dengan bahan yang sama, akan tetapi memiliki racikan yang berbeda.

"Karena itu, seringkali orang menyebut koperasi kita ini, sebagai koperasi simpan pinjam. Padahal salah dan itulah yang fatal. Karena kata-kata itu menggambarkan pemikiran. Jika dengan konsep simpan pinjam maka dapat dipastikan tidak akan berjalan. Sudah banyak kasus seperti itu terjadi. Maka dari itu, koperasi yang dijalankan oleh kita diberi nama credit union," katanya.





Ia mengatakan, kata "credit" berasal dari "credere" atau Kepercayaan. Dalam koperasi itu, menekankan kepada kumpulan orang. Orang berkumpul bersama harus saling percaya. Jika tidak, maka tidak akan bisa bekerjasama. Kalau bersama-sama bekerja tetapi saling menghujat, dapat dipastikan pekerjaan itu tidak membawa hasil.

Maka bekerja dalam kumpulan orang tetapi tidak sembarangan. Melainkan orang yang saling percaya. Harus ada keterbukaan dalam segala macam persoalan dan mereka yang menjadi anggota harus sudah mengikuti pendidikan untuk memahami kebersamaan itu.

Pendidikan yang diberikan di credit union, menurut AR Mecer tidak seperti pendidikan di sekolah, hubungan antara guru dengan murid, dan murid dianggap kosong (tidak tahu). "Pendidikan yang diberikan di credit union, merupakan pendidikan orang dewasa," kata pendiri Credit Union Pancur Kasih pada tahun 1987 itu.

Menurut ia, kemunculan lembaga tersebut di Indonesia bermula pada sekitar tahun 1960-an. Credit union mulai dikembangkan oleh seorang pastor Katolik dari Jerman yang datang ke Indonesia. Sementara pengembangan ke Kalbar berlangsung tahun 1975, melalui pelatihan yang diikuti 40 kelompok.

Namun dalam perkembangannya, credit union tersebut "menghilang". Pada sekitar tahun 1985, diadakan sosialisasi ulang yang diikuti oleh sejumlah anggota lembaga swadaya masyarakat, salah satunya dari Pancur Kasih. Gagasan pendirian credit union kembali muncul sehingga terbentuklah CU Khatulistiwa Bhakti pada 12 Mei 1985 disusul CU Pancur Kasih pada 28 Mei 1987.

Seiring dengan perjalanan waktu, CU-CU terus bermunculan hingga Desember tahun 2006, sehingga CU yang dinaungi Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah Kalimantan kini telah beranggota 48 credit union primer.



·         Produk CU

Ada banyak bentuk produk simpanan dan pinjaman yang disiapkan CU untuk mengundang simpati, sehingga jumlah anggotanya terus bertambah. Misalnya, produk yang disiapkan oleh CU Muare Pesisir, meliputi Simpanan Saham, yakni simpanan masa depan dengan balas jasa simpanan 15 persen per tahun tanpa potongan pajak dan administrasi.

Menurut Sapiah, 27, pengurus CU Muara Pesisir Tempat Pelayanan Sungai Itik, Simpanan saham bisa dijadikan dasar anggota untuk melakukan pinjaman.

Selain itu anggota juga dilindungi oleh "Jalinan" pada usia produktif dengan umur maksimal 70 tahun, yaitu santunan solidaritas (Tunas) sebesar 100 persen dari saldo simpanan, dengan plafon kurang dari Rp25 juta.

Di CU itu, ada pula simpanan perlindungan piutang (Lintang) berupa penghapusan pinjaman dengan plafon kurang dari Rp75 juta, apabila anggota yang bersangkutan meninggal dunia atau mengalami cacat tubuh total.

Produk lainnya adalah "Sampan" (simpanan harian), yakni simpanan anggota harian (simpanan non saham) yang dapat disetor dan ditarik setiap hari kerja, dengan imbalan 6 persen per tahun, tanpa potongan pajak dan administrasi.

Berikutnya, "Tahar" (tabungan hari raya), merupakan tabungan yang diperuntukkan bagi anggota CU yang disetor minimal Rp25 ribu per bulan, dan hanya dapat ditarik pada tanggal jatuh tempo 1 bulan sebelum hari raya, dengan balas jasa simpanan 10 persen per tahun.





Sementara itu, pinjaman yang diberikan kepada anggotanya pun bervariasi, mulai dari pinjaman usaha produktif dengan plafon Rp75 juta, pinjaman konsumtif Rp75 juta, pinjaman pendidikan Rp5 juta, pinjaman darurat Rp10 juta dan pinjaman kapitalisasi Rp25 juta. Namun realiasinya disesuaikan dengan saldo tabungan anggota yang bersangkutan.

Khusus untuk pinjaman kapitalisasi (pinjaman untuk ditabung kembali), menurut Sapiah, besarnya tidak berdasarkan saldo simpanan dan dengan bunga angsuran 1,75 persen menurun.

Sementara CU Pancur Kasih yang kini telah beraset Rp396 miliar lebih, menurut Ketua Dewan Pengurusnya, Norberta Yati Lantok, memiliki produk simpanan dan pinjaman yang meliputi simpaman saham, terdiri dari Simpanan Pokok (SP) dan Simpanan Wajib (SW), Simpanan Balas Jasa Harian: Simpanan Saale'atn (SS), Pangari, Titipan Hari Raya, dan Simpanan Berjangka yang terdiri dari Simpanan Sukarela Berjangka (Sisuka) dan Sejahtera Hari Tua (Sehat).

Untuk bentuk pinjaman, meliputi Pinjaman Produktif, Pinjaman Konsumtif dan Pinjaman Darurat. Sama halnya dengan CU Muare Pesisir, balas jasa pinjaman yang berlaku umum di CU itu 2 persen menurun atau 1,5 persen tetap.

Selain itu, CU dengan jumlah anggota terbanyak dari CU lain yang mencapai 60. 786 orang itu, memberikan jasa lain, berupa solidaritas kesehatan (Solkes), Santunan Rawat Inap (Sri) dan Panamutn Bahata Subayatn (PanaBas) yakni santunan duka bagi anggota yang meninggal.

Ketika masyarakat membutuhkan dana segar namun tidak bisa dengan mudah mendapat tanpa memberikan jaminan atau agunan seperti sertifikat tanah, rumah, atau bentuk lainnya, kehadiran credit union menjadi pilihan yang membantu mengatasi permasalahan tersebut.

Begitu pula yang dirasakan Taksiah yang telah menerima manfaat dari kehadiran koperasi kredit di tempat tinggalnya sejak 2003 tersebut. Saat ini, perempuan dengan anak tiga itu sudah menikmati hasil dari rutinitas menabung melalui credit union dan juga telah mendapatkan bantuan kredit sebanyak 3 kali.

"Orang seperti kami ini, mendapat kemudahan dengan urusan peminjaman uang untuk keperluan usaha," kata Taksiah yang memiliki lahan padi seluas 1,5 hektare hasil dari meminjam melalui CU Muare Pesisir. Ia menyatakan setelah tua dapat menerima manfaat besar itulah yang diharapkan para anggota credit union.

Pada awal berdirinya, credit union lahir dalam upaya membantu mereka yang tidak beruntung mendapat kredit melalui perbankan atau lembaga keuangan lain. Namun saat ini anggotanya datang dari berbagai golongan dengan tujuan yang sama yakni membangun ekonomi menuju kesejahteraan di usia tua.



Sumber : www.antaranews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar