Senin, 04 Oktober 2010

Apa, Mengapa dan Siapa Microfinance?


Microfinance merupakan salah industri keuangan baru yang tumbuh pesat dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Pada awalnya di era tahun 1960-an, microfinance termasuk bagian dari program pembangunan yang menyalurkan kredit bersubsidi untuk menunjang pembangunan pertanian, penanggulangan kelaparan dan kemiskinan di wilayah pedesaan khususnya di negara-negara berkembang. Kini microfinance telah menjadi suatu sistem intermediasi keuangan yang terintegrasi dengan sektor keuangan modern.






·         Apa Microfinance?

Microfinance merupakan pembiayaan dengan skala mikro. Makna mikro dalam dalam konteks ini berkaitan dengan nilai transaksi dan kapasitas keuangan nasabah yang umumnya masuk ke dalam kategori miskin seperti yang dirumuskan oleh UNCDF, CGAPdan ADB “microfinance refers to loans, savings, insurance, transfer services and other financial products targeted at low-income clients”. Sedangkan difinisi yang lebih rinci dirumuskan oleh Marguerite Robinson dalam bukunya yang cukup fenomenal The Microfinance Revolution Volume I & II yakni “microfinance is small-scale financial services provided to people who farm or fish or herd; who operate small or microenterprises where goods are produced, recycled, repaired, or traded; who provide services; who work for wages or commissions; who gain income from renting out small amounts of land, vehicles, draft animals, or machinery and tools; and to other individuals and groups at the local levels of developing countries, both rural and urban”.




Dari berbagai pengertian tersebut di atas bahwa microfinance mengandung tiga elemen utama yang membedakannya dengan sistem intermediasi keuangan lainnya seperti perbankan yaitu:

1. Batasan transaksi

Nilai transaksi microfinance tidak bersifat universal artinya tidak ada konvensi internasional yang menetapkan nilai transaksi yang masuk kategori kecil atau mikro. Di Indonesia, nilai transaksi microfinance hanya dirumuskan pada batasan kredit mikro saja yakni maksimum Rp50 juta. Sedangkan untuk transaksi keuangan lainnya seperti simpanan, asuransi, remittance, sistem pembayaran tidak ada pengaturan yang jelas.

2. Segment Pasar

Microfinance memiliki keunikan dalam melayani masyarakat yakni terfokus pada masyarakat miskin yang terbagi menjadi empat kelompok:

Kelompok I yakni the poorest of the poor. Penduduk miskin yang tidak memiliki sumber pendapatan karena faktor usia, sakit, cacat fisik sehingga tidak memiliki pendapatan.

Kelompok II yaitu labouring poor. Kelompok miskin yang bekerja sebagai buruh dengan penghasilan sangat terbatas dan bersifat tidak tetap atau musiman yang umumnya bekerja di sektor pertanian atau sektor-sektor lain yang bersifat padat karya.

Kelompok III adalah self-employed poor. Merupakan penduduk miskin yang berpenghasilan relatif cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar dengan bekerja di sektor informal.

Kelompok IV ialah enconomically active poor. Golongan yang telah memiliki kekuatan ekonomi dengan sumber pendapatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar dan memiliki surplus income.


3. Tujuan

State of practice microfinance sekarang tidak terlepas dari sejarah kelahirannya yaitu untuk menanggulangi masalah-masalah yang berkaitan dengan kemiskinan. Selanjutnya pengembangan microfinance menjadi salah satu agenda untuk mencapai The Millennium Development Goals untuk mengurangi jumlah penduduk dunia menjadi separuhnya pada tahun 2015. Hal ini kemudian diperkuat dengan Resolusi PBB No.A/58/488 tentang the International Year of Microcredit 2005 yang mendorong microfinance sebagai sektor keuangan yang inklusif.























·         Mengapa Microfinance?

Ketersediaan sumber daya finansial yang cukup pada saat yang tepat merupakan salah satu faktor penting bagi individu atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan hidup. Akan tetapi kondisi ideal tersebut hampir tidak mungkin terjadi pada masyarakat miskin karena terbatasnya resource sehingga memerlukan adanya intervensi keuangan untuk menutup gap yang ada. Ada lima pola intervensi microfinanc, misalnya dalam pembiyaan yakni:

1. Income smoothing

Menutup kebutuhan keuangan karena adanya gap antara pendapatan dan pengeluaran karena faktor musim atau siklus upahan. Umumnya petani membutuhkan dana pada masa tanam untuk membeli sarana produksi dan memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga. Hal yang sama juga terjadi pada para pekerja atau buruh yang menerima upah secara berkala.

2. Cash flow injection

Mengatasi aliran kas (terjadi kesenjangan antara aktiva lancar dan pasiva lancar) yang terutama bagi usaha mikro yang menerapkan sistem pembayaran kredit atau karena ada kebutuhan strategis misalnya untuk memenuhi kontrak bisnis yang bersifat sesaat.

3. Emergency relief

Merupakan asistensi keuangan untuk mengatasi kebutuhan mendadak karena adanya musibah keluarga, sakit dan bencana alam, kehilangan pekerjaan, biaya pendidikan dan kebutuhan jangka pendek lainnya karena umumnya masyarakat miskin tidak memiliki tabungan atau asuransi.





4. Asset building

Menyediakan dana yang bersifat jangka panjang untuk membeli aktiva tetap (peralatan rumah tangga), kendaraan, hewan ternak, properti , dan lain-lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi atau dapat dikonversikan kembali menjadi uang.

Secara empiris, efektivitas dari intervensi microfinance memberikan dampak yang positif terhadap rumah tangga. Secara umum mekanisme dampak tersebut dapat dijelaskan dan digambarkan sebagai berikut:

Pertama, akses keuangan yang berkelanjutan merupakan faktor produksi penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat miskin yang dalam hal ini menghasilkan double impact yaitu pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Adanya pendapatan yang stabil akan mempermudah untuk mencukupi kebutuhan dasar sehari-hari, pakaian, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan tempat tinggal yang layak, kendaraan, barang berharga, dan sebagainya. Dalam jangka panjang, akan mendorong terbentuknya rumah tangga yang mandiri dan sejahtera.

Kedua, adanya jaminan pembiayaan mendorong pengusaha mikro mengambil keputusan bisnis jangka panjang dan melakukan investasi yang menguntungkan.

Kehadiran lembaga microfinance akan meningkatkan awareness dan mendorong masyarakat miskin menggunakan instrumen moneter seperti tabungan, sistem pembayaran, transfer uang dan asuransi sehingga meningkatkan likuiditas dan dinamika ekonomi lokal.

Ketiga, efektivitas intervensi microfinance yang dijelaskan sebelumnya telah mendorong berbagai inisiatif mengembangkan produk dan jasa keuangan lainnya untuk melayani masyarakat miskin, antara lain housing microfinance.




·         Siapa Microfinance?

Lembaga yang mengelola program microfinance dapat bersifat formal, semi formal dan informal. Sedangkan mekanisme intermediasi microfinance dikelompokkan menjadi dua pendekatan yakni minimalist yang mengadopsi sistem perbankan dan integrated menggunakan kombinasi antara intermediasi keuangan dan intermediasi sosial dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Eksistensi microfinance di lingkungan masyarakat miskin cukup mengakar yang tercermin dari banyaknya jumlah nasabah dan cakupan jaringan kerja. Data yang dihimpun dari berbagai sumber memperlihatkan bahwa jaringan microfinance telah mencapai 55 ribu kantor yang menyalurkan pinjaman sebanyak Rp28 triliun kepada sekitar 35 juta nasabah serta berhasil menghimpun dana sebesar Rp38 triliun yang tercatat dalam 36 juta rekening. Struktur microfinance Indonesia dapat digolongkan menjadi tiga yaitu formal, semiformal dan informal.

Kelompok formal microfinance lembaga keuangan yang diatur oleh UU Perbankan, meliputi bank umum yang memiliki unit bisnis microfinance dan BPR. Saat ini ada tiga bank umum yang secara khusus memiliki eksposur di microfinance yakni BRI-Unit dengan sistem BRI-Unit, Bank Danamon yang mengembangkan Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan Bank Mandiri melalui Microbanking Unit. Namun demikian, ada beberapa bank yang juga melayani pasar microfinance secara tidak langsung, misalnya melalui linkage program dengan BPR atau LKM. Lembaga formal microfinance melayani masyarakat miskin yang masuk dalam kelompok III dan IV dengan menawarkan produk dan jasa perbankan seperti kredit untuk berbagai keperluan, simpanan dalam bentuk giro, deposito dan tabungan, transfer uang, sistem pembayaran dan jasa keuangan lainnya. Namun untuk BPR diberlakukan batasan operasi antara lain tidak diperkenankan melayani produk giro karena tidak termasuk dalam sistem kliring perbankan dan melakukan transaksi valuta asing. Prinsip operasional dan pola interaksi dengan nasabah yang digunakan oleh kelompok ini cenderung bersifat formal dengan menerapkan prinsip-prinsip perbankan umum sehingga daya penetrasinya hanya terbatas pada nasabah yang bankable.



Semiformal microfinance adalah lembaga keuangan yang diatur oleh pemerintah melalui PP atau Perda. Bentuk dan sistem operasional kelompok ini cukup bervariasi seperti Perum Pegadaian, Badan Kredit Desa (BKD), Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dengan konsep koperasi, Lembaga Dana Dan Kredit Pedesaan (LDKP), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Kecamatan (BKK) dan Baitul Maal Wa’atamwil (BMT) dan LKM yang terdaftar lainnya. Pasar utama semiformal microfinance adalah penduduk miskin dengan kategori kelompok II dan III serta sebagian kecil yang masuk dalam kelompok IV. Produk keuangan yang ditawarkan adalah kredit dan simpanan yang berbasis pada keanggotaan, namun khusus Pegadaian menawarkan pinjaman dengan sistem gadai. Sesuai dengan penggolongannya, sebagian besar platform operasional lembaga ini bersifat semiformal, artinya mengadopsi kaidah-kaidah yang ditetapkan oleh pemerintah, namun dalam membangun hubungan dengan nasabah atau anggotanya cenderung menggunakan cara-cara yang bersifat informal.

Informal microfinance berbagai macam bentuk kelembagaan dan kepemilikan dan metode yang digunakan. Hal ini dimungkinkan karena tidak ada regulasi khusus yang mengaturnya, mencakup Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), kelompok arisan, rentenir, dan lain-lain. Keunikan dari informal microfinance adalah menyediakan fasilitas kredit (cash atau non cash) yang didasarkan pada hubungan individu, kelompok dan jalinan bisnis. Untuk lembaga microfinance yang berbentuk LSM, pemberiaan kredit juga diikuti dengan program pemberdayaan dan asistensi non keuangan lainnya.
  

Sumber : mikrobanker.wordpress.com

Credit Union


·         Pengertian CU

Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan Credit Union?
Kredit Union (CU), diambil dari bahasa Latin "credere" yang artinya percaya dan "union" atau "unus" berarti kumpulan.

Sehingga "Kredit Union" memiliki makna kumpulan orang yang saling percaya, dalam suatu ikatan pemersatu dan sepakat untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama untuk dipinjamkan kepada anggota dengan tujuan produktif dan kesejahteraan.

Menurut sejarahnya, credit union lahir pertama kali pada pertengahan abad 19 di Jerman. Lembaga ini digagas seorang walikota Flammersersfield, Jerman Barat, bernama Friedrich Wilhem Raiffeisien. Itu dilatarbelakangi keprihatinannya terhadap kondisi sosial ekonomi yang suram yang dihadapi oleh warganya.

Ketua BK3D Kalimantan Anselmus Robertus Mecer, mengatakan, sering kali orang memberikan nama secara "hitam putih". Padahal walaupun ada kesamaan, namun ibarat orang membuat kue dengan bahan yang sama, akan tetapi memiliki racikan yang berbeda.

"Karena itu, seringkali orang menyebut koperasi kita ini, sebagai koperasi simpan pinjam. Padahal salah dan itulah yang fatal. Karena kata-kata itu menggambarkan pemikiran. Jika dengan konsep simpan pinjam maka dapat dipastikan tidak akan berjalan. Sudah banyak kasus seperti itu terjadi. Maka dari itu, koperasi yang dijalankan oleh kita diberi nama credit union," katanya.





Ia mengatakan, kata "credit" berasal dari "credere" atau Kepercayaan. Dalam koperasi itu, menekankan kepada kumpulan orang. Orang berkumpul bersama harus saling percaya. Jika tidak, maka tidak akan bisa bekerjasama. Kalau bersama-sama bekerja tetapi saling menghujat, dapat dipastikan pekerjaan itu tidak membawa hasil.

Maka bekerja dalam kumpulan orang tetapi tidak sembarangan. Melainkan orang yang saling percaya. Harus ada keterbukaan dalam segala macam persoalan dan mereka yang menjadi anggota harus sudah mengikuti pendidikan untuk memahami kebersamaan itu.

Pendidikan yang diberikan di credit union, menurut AR Mecer tidak seperti pendidikan di sekolah, hubungan antara guru dengan murid, dan murid dianggap kosong (tidak tahu). "Pendidikan yang diberikan di credit union, merupakan pendidikan orang dewasa," kata pendiri Credit Union Pancur Kasih pada tahun 1987 itu.

Menurut ia, kemunculan lembaga tersebut di Indonesia bermula pada sekitar tahun 1960-an. Credit union mulai dikembangkan oleh seorang pastor Katolik dari Jerman yang datang ke Indonesia. Sementara pengembangan ke Kalbar berlangsung tahun 1975, melalui pelatihan yang diikuti 40 kelompok.

Namun dalam perkembangannya, credit union tersebut "menghilang". Pada sekitar tahun 1985, diadakan sosialisasi ulang yang diikuti oleh sejumlah anggota lembaga swadaya masyarakat, salah satunya dari Pancur Kasih. Gagasan pendirian credit union kembali muncul sehingga terbentuklah CU Khatulistiwa Bhakti pada 12 Mei 1985 disusul CU Pancur Kasih pada 28 Mei 1987.

Seiring dengan perjalanan waktu, CU-CU terus bermunculan hingga Desember tahun 2006, sehingga CU yang dinaungi Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah Kalimantan kini telah beranggota 48 credit union primer.



·         Produk CU

Ada banyak bentuk produk simpanan dan pinjaman yang disiapkan CU untuk mengundang simpati, sehingga jumlah anggotanya terus bertambah. Misalnya, produk yang disiapkan oleh CU Muare Pesisir, meliputi Simpanan Saham, yakni simpanan masa depan dengan balas jasa simpanan 15 persen per tahun tanpa potongan pajak dan administrasi.

Menurut Sapiah, 27, pengurus CU Muara Pesisir Tempat Pelayanan Sungai Itik, Simpanan saham bisa dijadikan dasar anggota untuk melakukan pinjaman.

Selain itu anggota juga dilindungi oleh "Jalinan" pada usia produktif dengan umur maksimal 70 tahun, yaitu santunan solidaritas (Tunas) sebesar 100 persen dari saldo simpanan, dengan plafon kurang dari Rp25 juta.

Di CU itu, ada pula simpanan perlindungan piutang (Lintang) berupa penghapusan pinjaman dengan plafon kurang dari Rp75 juta, apabila anggota yang bersangkutan meninggal dunia atau mengalami cacat tubuh total.

Produk lainnya adalah "Sampan" (simpanan harian), yakni simpanan anggota harian (simpanan non saham) yang dapat disetor dan ditarik setiap hari kerja, dengan imbalan 6 persen per tahun, tanpa potongan pajak dan administrasi.

Berikutnya, "Tahar" (tabungan hari raya), merupakan tabungan yang diperuntukkan bagi anggota CU yang disetor minimal Rp25 ribu per bulan, dan hanya dapat ditarik pada tanggal jatuh tempo 1 bulan sebelum hari raya, dengan balas jasa simpanan 10 persen per tahun.





Sementara itu, pinjaman yang diberikan kepada anggotanya pun bervariasi, mulai dari pinjaman usaha produktif dengan plafon Rp75 juta, pinjaman konsumtif Rp75 juta, pinjaman pendidikan Rp5 juta, pinjaman darurat Rp10 juta dan pinjaman kapitalisasi Rp25 juta. Namun realiasinya disesuaikan dengan saldo tabungan anggota yang bersangkutan.

Khusus untuk pinjaman kapitalisasi (pinjaman untuk ditabung kembali), menurut Sapiah, besarnya tidak berdasarkan saldo simpanan dan dengan bunga angsuran 1,75 persen menurun.

Sementara CU Pancur Kasih yang kini telah beraset Rp396 miliar lebih, menurut Ketua Dewan Pengurusnya, Norberta Yati Lantok, memiliki produk simpanan dan pinjaman yang meliputi simpaman saham, terdiri dari Simpanan Pokok (SP) dan Simpanan Wajib (SW), Simpanan Balas Jasa Harian: Simpanan Saale'atn (SS), Pangari, Titipan Hari Raya, dan Simpanan Berjangka yang terdiri dari Simpanan Sukarela Berjangka (Sisuka) dan Sejahtera Hari Tua (Sehat).

Untuk bentuk pinjaman, meliputi Pinjaman Produktif, Pinjaman Konsumtif dan Pinjaman Darurat. Sama halnya dengan CU Muare Pesisir, balas jasa pinjaman yang berlaku umum di CU itu 2 persen menurun atau 1,5 persen tetap.

Selain itu, CU dengan jumlah anggota terbanyak dari CU lain yang mencapai 60. 786 orang itu, memberikan jasa lain, berupa solidaritas kesehatan (Solkes), Santunan Rawat Inap (Sri) dan Panamutn Bahata Subayatn (PanaBas) yakni santunan duka bagi anggota yang meninggal.

Ketika masyarakat membutuhkan dana segar namun tidak bisa dengan mudah mendapat tanpa memberikan jaminan atau agunan seperti sertifikat tanah, rumah, atau bentuk lainnya, kehadiran credit union menjadi pilihan yang membantu mengatasi permasalahan tersebut.

Begitu pula yang dirasakan Taksiah yang telah menerima manfaat dari kehadiran koperasi kredit di tempat tinggalnya sejak 2003 tersebut. Saat ini, perempuan dengan anak tiga itu sudah menikmati hasil dari rutinitas menabung melalui credit union dan juga telah mendapatkan bantuan kredit sebanyak 3 kali.

"Orang seperti kami ini, mendapat kemudahan dengan urusan peminjaman uang untuk keperluan usaha," kata Taksiah yang memiliki lahan padi seluas 1,5 hektare hasil dari meminjam melalui CU Muare Pesisir. Ia menyatakan setelah tua dapat menerima manfaat besar itulah yang diharapkan para anggota credit union.

Pada awal berdirinya, credit union lahir dalam upaya membantu mereka yang tidak beruntung mendapat kredit melalui perbankan atau lembaga keuangan lain. Namun saat ini anggotanya datang dari berbagai golongan dengan tujuan yang sama yakni membangun ekonomi menuju kesejahteraan di usia tua.



Sumber : www.antaranews.com

JURNAL


JURNAL (Journal) adalah catatan akuntansi permanen yang pertama (book of original entry), yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi menurut urutan waktu (secara kronologis) terjadinya transaksi.

·         Fungsi Jurnal meliputi :
1. Fungsi historis, yaitu jurnal merupakan kegiatan mencatat semua transaksi keuangan secara kronologis atau berurutan sesuai dengan tanggal terjadinya.
2. Fungsi mencatat, yaitu jurnal merupakan pencatatan yang lengkap terperinci, artinya semua transaksi dengan sumbernya harus dicatat tanpa ada yang ketinggalan.
3. Fungsi analisis, yaitu jurnal menganalisis transaksi untuk menentukan akun yang harus di Debet maaupun yang di Kredit.
4. Fungsi instruktif, yaitu jurnal merupakan perintah memposting dalam buku besar baik yang di Debet maupun yang di Kredit sesuai hasil analisis dalam jurnal.
5. Fungsi informatif, yaitu jurnal memberikan keterangan kegiatan perusahaan secara jelas.






·         Macam-macam Jurnal :
Jurnal yang dapat digunakan untuk mencatat transaksi tersebut ada dua macam, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus.
1.      Jurnal Umum
Jurnal umum merupakan media/buku yang digunakan untuk mencatat semua transaksi yang terjadi selama satu periode waktu tertentu (satu bulan) tanpa membedakan jenis transaksi. Misalnya transaksi pembelian barang dagangan, penjualan barang dagangan, penerimaan kas, pengeluaran kas, retur pembelian dan pengurangan harga, potongan pembelian, retur penjualan dan pengurangan harga, potongan penjualan, beban angkut pembelian, dan beban angkut penjualan semuanya dicatat menjadi satu dalam jurnal umum ini.
Jurnal umum ini masih cocok jika digunakan pada perusahaan yang jumlah/volume transaksi masih sedikit, namun jika volume kejadian atas transaksi sudah banyak maka jurnal umum sudah tidak mampu lagi digunakan untuk mencatat transaksi tersebut. Bentuk jurnal umum pada perusahaan dagang adalah sama dengan jurnal umum yang digunakan pada perusahaan jasa.
Tanggal
No Bukti
Nama Akun dan Keterangan
Ref
Debet
Kredit
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Keterangan :
(1) Diisi dengan nomor halaman jurnal secara berurutan.
(2) Diisi dengan tanggal terjadinya transaksi secara berurutan dengan kronologis terjadinya transaksi.
(3) Diisi nomor surat bukti transaksi.
(4) Diisi dengan nama akun yang di debet ditulis terlebih dahulu, baris bawahnya ditulis akun yang di kredit dan ditulis menjorok ke sebelah kanan. Selanjutnya baris bawahnya ditulis penjelasan ringkas transaksi yang bersangkutan.
(5) Diisi nomor kode akun, tetapi ingat nomor kode akun ini diisi hanya jika akan diposting ke buku besar.
(6) Dan (7) diisi dengan jumlah rupiah dari akun yang di debet maupun yang di kredit.













Sebelum bukti transaksi keuangan dicatat dalam jurnal, terlebih dahulu dilakukan analisis untuk menentukan pengaruhnya terhadap akun-akun di perusahaan. Pola pencatatan transaksi dalam jurnal diatur dalam sebuah mekanisme Debet dan Kredit. Pengertian Debet dalam Akuntansi menunjukan sisi sebelah kiri dan Kredit menunjukan sebelah kanan. Mekanisme Debet dan Kredit terlihat dalam tabel sebagai berikut :
·         Mekanisme Debet Dan Kredit
No
Jenis Akun
Keterangan
Bertambah
Berkurang
1
HARTA
DEBET
KREDIT
Harta jika bertambah dicatat di Debet Harta jika berkurang dicatat di Kredit
2
UTANG
KREDIT
DEBET
Utang jika bertambah dicatat di Kredit Utang jika berkurang dicatat di Debet
3
MODAL
KREDIT
DEBET
Modal jika bertambah dicatat di Kredit Modal jika berkurang dicatat di Debet
4
PENDAPATAN
KREDIT
DEBET
Pendapatan jika bertambah dicatat di Kredit Pendapatan jika berkurang dicatat di Debet
5
BEBAN
DEBET
KREDIT
Beban jika bertambah dicatat di Debet Beban jika berkurang dicatat di Kredit















Berikut ini contoh pencatatan dalam jurnal umum untuk transaksi yang terjadi selama bulan Mei tahun 2006 di perusahaan ALI TAILOR
Transaksi 1 : 1 MEI
Tn. Ali menyetor uang pribadi ke dalam perusahaan “ALI TAILOR” sebagai modal awal usaha jahit sebesar Rp 4.000.000,-


Analisis transaksi :
�� Harta perusahaan dalam bentuk Kas bertambah Rp 4.000.000,- (Debet)
�� Modal Tn. Ali Bertambah Rp 4.000.000,- (Kredit)
Jurnal :
Tanggal
Nama Akun dan Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Mei
1
KasModal Tn. Ali
(Setoran modal awal Tn. Ali)
Rp4.000.000-
-Rp4.000.000






Transaksi 2 : 2 MEI
Disewa sebuah ruko untuk usaha jahit dengan membayar Rp 1.200.000,- untuk 6 bulan.


Disewa sebuah ruko untuk usaha jahit dengan membayar Rp 1.200.000,- untuk 6 bulan.
Analisis transaksi :
�� Harta perusahaan dalam bentuk Sewa Dibayar Dimuka bertambah Rp 1.200.000,- (Debet)
�� Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 1.200.000,- (Kredit)
Jurnal :
Tanggal
Nama Akun dan Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Mei
2
Sewa Dibayar DimukaKas
(Pembayaran sewa ruko)
Rp 1.200.000-
-Rp 1.200.000






Transaksi 3 : 4 MEI
Dibeli tunai perlengkapan jahit dari Toko Jaya dengan harga Rp 800.000,-



Analisis transaksi :
�� Harta perusahaan dalam bentuk Perlengkapan Jahit bertambah Rp 800.000,- (Debet)
�� Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 800.000,- (Kredit)
Jurnal :
Tanggal
Nama Akun dan Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Mei
4
Perlengkapan JahitKas
(Pembelian tunai perlengkapan dari Toko Jaya)
Rp 800.000-
-Rp 800.000









Transaksi 4 : 10 MEI
Tanggal
Nama Akun dan Keterangan
Ref
Debet
Kredit

Mei
10
KasPerlengkapan Jahit
(Pembelian tunai perlengkapan dari Toko Jaya)
Rp 300.000-
-Rp 300.000

Telah diselesaikan jahitan pakaian langganan seharga Rp 300.000 dan langsung diterima pembayarannya.Analisis transaksi :
�� Harta perusahaan dalam bentuk Kas bertambah Rp 300.000,- (Debet)
�� Pendapatan perusahaan bertambah Rp 300.000,- (Kredit)


Telah diselesaikan jahitan pakaian langganan seharga Rp 300.000 dan langsung diterima pembayarannya.










Transaksi 5 : 12 MEI
Dibeli peralatan jahit dari Toko Sekawan seharga Rp 1.500.000,- baru dibayar Rp500.000,-
Analisis transaksi :
�� Harta perusahaan dalam bentuk Peralatan Jahit bertambah Rp 1.500.000,- (Debet)
�� Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 500.000,- (Kredit)
�� Utang perusahaan (ke Toko Sekawan) bertambah Rp 1.000.000,- (Kredit)
Tanggal
Nama Akun dan Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Mei
12
Peralatan JahitKas
Utang Usaha
(pembelian peraltan sebagian tunai ke Toko Sekawan)
Rp 1.500.000-
-
-Rp 500.000
Rp 1.000.000







Transaksi 6: 18 MEI
Telah diselesaikan jahitan pakaian Tn. Ahmad seharga Rp 1.700.000 sudah dikirimkan tagihannya.
Analisis transaksi :
�� Harta perusahaan dalam bentuk Piutang Usaha bertambah Rp 1.700.000,- (Debet)
�� Pendapatan perusahaan bertambah Rp 1.700.000,- (Kredit)
Jurnal :
Tanggal
Nama Akun dan Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Mei
18
Piutang UsahaPendapatan jahit
(Pendapatan jahit dalam tagihan ke Tn. Ahmad)
Rp 1.700.000-
-Rp 1.700.000






Transaksi 7: 12 MEI
Dibayar ke Toko Sekawan Rp 800.000,- atas pembelian peralatan jahit tanggal 12 Mei.
Analisis transaksi :
�� Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 800.000,- (Kredit)
�� Utang perusahaan (ke Toko Sekawan) berkurang Rp 800.000,- (Debet)
Jurnal :
Tanggal
Nama Akun dan Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Mei
19
Utang UsahaKas
(Pembayaran Utang ke Toko Sekawan)
Rp 800.000-
-Rp 800.000






Transaksi  8: 20 MEI
Dibayar gaji pegawai untuk 2 minggu kerja Rp 200.000,-
Analisis transaksi :
�� Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 200.000,- (Kredit)
�� Beban Gaji bertambah Rp 200.000,- (Debet)
Jurnal :
Tanggal
Nama Akun dan Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Mei
20
Beban GajiKas
(Pembayaran gaji pegawai)
Rp 200.000-
-Rp 200.000






Transaksi  9: 21 MEI
Diterima pinjaman dari BPD JABAR Rp 2.000.000,- dikenakan biaya administrasi Rp250.000.

Tanggal
Nama Akun dan Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Mei
21
KasBeban Administrasi
Utang Bank
(Penerimaan pinjaman dari Bank dipotong bunga)
Rp 1.750.000Rp 250.000
-
Rp 2.000.000







Transaksi  10: 22 MEI
Tn. Ali mengambil uang perusahaan untuk keperluan pribadi Rp 400.000,-
Analisis transaksi :
�� Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 400.000,- (Kredit)
�� Pengambilan pemilik (Prive) bertambah Rp 400.000,- (Debet)
Jurnal :
Tanggal
Nama Akun dan Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Mei
22
PriveKas
(Prive Tn. Ali)
Rp 400.000-
-Rp 400.000






Transaksi 11: 23 MEI
Diterima pembayaran dari Tn. Ahmad Rp 1.400.000,- atas penyelesaian jahitan tanggal 18 Mei.
Analisis transaksi :
�� Harta perusahaan dalam bentuk Kas bertambah Rp 1.400.000,- (Debet)
�� Harta perusahaan dalam bentuk Piutang (ke Tn. Ahmad) berkurang Rp 1.400.000,- (Kredit)
Jurnal :
Tanggal
Nama Akun dan Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Mei
25
KasPiutang Usaha
(Penerimaan pembayaran tagihan jahitan Tn Ahmad)
Rp1.400.000-
-Rp1.400.000






Transaksi 12 : 30 MEI
Dibeli secara kredit perlengkapan jahit dari Toko Jaya dengan harga Rp 200.000,-
Analisis transaksi :
�� Harta perusahaan dalam bentuk Perlengkapan bertambah Rp 200.000,- (Debet)
�� Utang perusahaan (ke Toko Jaya) bertambah Rp 200.000,- (Kredit)
Jurnal :
Tanggal
Nama Akun dan Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Mei
30
Perlengkapan JahitUtang Usaha
(Pembelian perlengkapan secara kredit ke Toko Jaya)
Rp 200.000-
-Rp 200.000









Transaksi  13: 31 MEI
Dibayar cicilan ke BPD JABAR Rp 230.000,- termasuk bunga pinjaman Rp 30.000,-
Analisis transaksi :
�� Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 230.000,- (Kredit)
�� Beban Bunga bertambah Rp 30.000,- (Debet)
�� Utang perusahaan ke Bank berkurang Rp 200.000,- (Debet)
Jurnal :
Tanggal
Nama Akun dan Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Mei
31
Utang BankBeban Bunga
Kas
(Pembayaran cicilan ke BPD ditambah bunganya)
Rp 200.000Rp 30.000
-
Rp 230.000













MAKA JURNAL SECARA UTUH TANGGAL 31 DESEMBER:
“ALI TAILOR”
JURNAL UMUM
Bulan Mei 2006
Tanggal
Nama Akun
Ref
Debet
Kredit
Mei
1
KasModal Tn. Ali
(Setoran modal awal Tn. Ali)
Rp 4.000.000-
-Rp4.000.000
2
Sewa Dibayar DimukaKas
(Pembayaran sewa ruko)
Rp 1.200.000-
-Rp 1.200.000
4
Perlengkapan JahitKas
(Pembelian tunai perlengkapan dari Toko Jaya)
Rp 800.000-
-Rp 800.000
10
KasPendapatan jahit
(Pendapatan jahit tunai)
Rp 300.000-
-Rp 300.000
12
Peralatan JahitKas
Utang Usaha
(Pembelian peralatan sebagian tunai ke Toko Sekawan)
Rp 1.500.000-
-
-Rp 500.000
Rp 1.000.000
18
Piutang UsahaPendapatan jahit
(Pendapatan jahit dalam tagihan ke Tn. Ahmad)
Rp 1.700.000-
-Rp 1.700.000
19
Utang UsahaKas
(Pembayaran Utang ke Toko Sekawan)
Rp 800.000-
-Rp 800.000
20
Beban GajiKas
(Pembayaran gaji pegawai)
Rp 200.000-
-Rp 200.000
21
KasBeban Administrasi
Utang Bank
(Penerimaan pinjaman dari Bank dipotong bunga)
Rp 1.750.000Rp 250.000
-
Rp 2.000.000
22
PriveKas
(Prive Tn. Ali)
Rp 400.000-
-Rp 400.000
25
KasPiutang Usaha
(Penerimaan pembayaran tagihan jahitan Tn Ahmad)
Rp 1.400.000-
-Rp 1.400.000
30
Perlengkapan JahitUtang Usaha
(Pembelian perlengkapan secara kredit ke Toko Jaya)
Rp 200.000-
-Rp 200.000
31
Utang BankBeban Bunga
Kas
(Pembayaran cicilan ke BPD ditambah bunganya)
Rp 200.000Rp 30.000
-
Rp 230.000






















2.      Jurnal Khusus
Jika frekuensi terjadinya transaksi sudah banyak, maka jurnal umum tidak mampu lagi digunakan untuk mencatat transaksi tersebut. Selanjutnya ada alternatif lain yang dapat digunakan untuk mencatat transaksi tersebut, yaitu jurnal khusus. Jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi sejenis. Misalnya untuk transaksi pembelian dengan kredit akan dicatat dalam jurnal pembelian. Jurnal khusus ini terdiri dari; jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas.
Adapun bentuk dari masing-masing jurnal tersebut adalah:
a. Jurnal Pembelian adalah jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan maupun pembelian aktiva lainnya secara kredit (memungkinkan pembelian tunai juga dapat dicatat dalam jurnal ini). Bentuk jurnal pembelian adalah sebagai berikut.
http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/5-Pencatatan-Bukti-Transaksi-ke-Dalam-Jurnal-2.png
Keterangan kolom:
1 : dicatat tanggal transaksi.
2 : dicatat nama kreditor.
3 : dicatat nomor rekening buku pembantu (nomor rekening debitor) jika sudah dilakukan posting.
4 : dicatat jumlah barang dagangan yang dibeli.
5 : dicatat rekening aktiva lain selain barang dagangan.
6 : dicatat nomor rekening aktiva lain, selain barang dagangan saat dilakukan posting.
7 : dicatat nilai aktiva lain, selain barang dagangan yang pembeliannya dilakukan dengan kredit saat dilakukan posting.
8 : dicatat nilai/besarnya utang yang muncul akibat dari pembelian barang dagangan maupun aktiva lain.















b. Jurnal Penjualan adalah jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan secara kredit (memungkinkan penjualan tunai juga dapat dicatat dalam jurnal ini). Adapun bentuk jurnal penjualan adalah:
http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/5-Pencatatan-Bukti-Transaksi-ke-Dalam-Jurnal-3.png
Keterangan kolom:
1 : dicatat tanggal transaksi.
2 : dicatat nama debitor.
3 : dicatat nomor rekening jika sudah dilakukan posting
4 : dicatat besarnya piutang akibat dari penjualan barang dagangan.
5 : dicatat besarnya harga pokok (harga perolehan) barang dagangan yang laku dijual.
6 : dicatat besarnya harga perolehan atas persediaan barang yang laku dijual (nilainya sama dengan harga pokok penjualan).
7 : dicatat besarnya penjualan barang dagangan secara kredit.




c. Jurnal Penerimaan Kas adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan penerimaan kas baik berupa uang, cek ataupun bilyet giro. Transaksi yang berkaitan dengan jurnal ini antara lain; penerimaan dari pelunasan/pembayaran piutang,penjualan barang dagangan secara tunai, dan penerimaan pendapatan lain-lain. Bentuk jurnal penerimaan kas adalah:
http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/5-Pencatatan-Bukti-Transaksi-ke-Dalam-Jurnal-4.png
Keterangan kolom:
1 : dicatat tanggal transaksi.
2 : dicatat nama debitor yang membayar.
3 : dicatat nomor rekening jika sudah dilakukan posting.
4 : dicatat besarnya kas yang diterima.
5 : dicatat potongan penjualan yang diberikan kepada debitor yang bersangkutan.
6 : dicatat besarnya harga pokok (perolehan) barang dagangan yang laku dijual.
7 : dicatat besarnya persediaan barang yang laku dijual (nilainya sama dengan harga pokok penjualan).
8 : dicatat nilai nominal piutang usaha yang dibayar oleh debitor/pelanggan.
9 : dicatat penjualan tunai.
10 : dicatat rekening penerimaan kas selain dari penjualan tunai dan piutang usaha.
11 : dicatat nomor rekening jika sudah dilakukan posting.
12 : dicatat besarnya penerimaan kas dari sumber lain.

















d. Jurnal Pengeluaran Kas adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran/pembayaran melalui kas, cek ataupun bilyet giro. Transaksi yang berkaitan dengan jurnal pengeluaran kas ini di antaranya pembelian barang dagangan dengan tunai, pembayaran utang, pembelian aktiva lain dengan tunai, pembayaran beban, pengambilan uang oleh pemilik (prive). Bentuk buku jurnal pengeluaran kas sebagai berikut.
http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/5-Pencatatan-Bukti-Transaksi-ke-Dalam-Jurnal-5.png
Keterangan kolom:
1 : dicatat tanggal transaksi.
2 : dicatat nama kreditor.
3 : dicatat nomor rekening jika sudah dilakukan posting.
4 : dicatat jumlah utang yang dibayar/dilunasi.
5 : dicatat jumlah barang dagangan yang dibeli dengan tunai.
6 : dicatat rekening yang berkaitan dengan pembayaran selain untuk membayar utang dan pembelian barang dagangan secara tunai.
7 : dicatat nomor rekening jika sudah dilakukan posting.
8 : dicatat jumlah pengeluaran tunai untuk rekening yang bersangkutan.
9 : dicatat jumlah kas yang dikeluarkan selain untuk membayar utang dan pembelian barang dagangan tunai.
10 : dicatat besarnya potongan pembelian yang diterima.

















e. Jurnal Memorial (Jurnal Umum) adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal khusus, yaitu tidak dapat dicatat dalam jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, dan jurnal pengeluaran kas. Transaksi tersebut di antaranya adalah retur penjualan dan pengurangan harga, potongan penjualan, retur pembelian dan pengurangan harga, depresiasi aktiva tetap berwujud, amortisasi aktiva tetap tidak berwujud, penyesuaian akhir tahun, pembetulan kesalahan, penutupan, penyesuaian kembali di awal tahun.
Contoh penerapan dari penjurnalan dapat disajikan berikut ini:
Toko “Rejeki” milik Tn. Andika di Yogyakarta berusaha di bidang perdagangan hasil bumi sudah berdiri dua tahun yang lalu. Berikut ini adalah Neraca akhir bulan November dan transaksi yang terjadi dalam bulan Desember 2005 antara lain:
http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/5-Pencatatan-Bukti-Transaksi-ke-Dalam-Jurnal-6.png
http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/5-Pencatatan-Bukti-Transaksi-ke-Dalam-Jurnal-7.png
http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/5-Pencatatan-Bukti-Transaksi-ke-Dalam-Jurnal-8.png
Berikut ini transaksi yang terjadi selama bulan Desember 2005: Tgl.
1 : Membeli dengan kredit 400 kg beras dengan harga @ Rp3.500,00 dari Tn. Odi.
2 : Dijual tunai 200 kg jagung @ Rp3.000,00 kepada Tn. Andi. Diterima pelunasan dari Tn. Andi atas penjualan bulan yang lalu sebesar Rp4.500.000,00 tanpa potongan. Dijual dengan kredit 300 kg kedelai @ Rp5.000,00 kepada Tn. Candra.
3 : Dibeli dengan kredit 300 kg jagung @ Rp1.500,00 dari Tn. Odi. Dibeli tunai perlengkapan dari Toko Asia senilai Rp300.000,00. Dibayar utang kepada Tn. Harno Rp2.850.000,00 tanpa potongan.
4 : Dibeli dari Tn. Dodi tunai 200 kg kacang hijau @ Rp5.400,00 Tn. Andi mengembalikan barang
15 kg jagung yang dibeli tgl 2 karena rusak, seharga Rp45.000,00.
5 : Dibayar angsuran kepada Tn. Iman sebesar Rp1.200.000,00 tanpa potongan.
6 : Dibeli dengan kredit 130 kg kacang tanah @ Rp6.000,00 dari Tn. Harno. Dijual tunai 100 kg jagung @ Rp3.000,00 kepada Tn. Andi.
7 : Melunasi utang kepada Tn. Iman atas pembelian bulan lalu senilai Rp3.000.000,00. Diterima pelunasan dari Tn. Bandi Rp3.200.000,00 dengan potongan 2%.
8 : Dibeli dengan kredit dari Tn. Iman 100 kg beras @ Rp3.000,00 dan dibeli tunai dari Tn. Nandi 100 kg kacang hijau @ Rp5.400,00.
9 : Dijual tunai kepada Tn. Endro 100 kg kacang tanah @ Rp7.500,00. Tn. Candra melunasi utangnya Rp8.000.000,00 dengan potongan 2%.
10 : Dijual dengan kredit kepada Tn. Bandi 250 kg jagung @ Rp3.000,00. Dibayar pelunasan utang kepada Tn. Joyo Rp3.900.000,00 tanpa potongan.
11 : Diterima pelunasan dari Tn. Dodi sebesar Rp5.000.000,00 tanpa potongan. Dibayar kepada Tn. Kasiyo sebesar Rp2.400.000,00 tanpa potongan.
12 : Melunasi utang kepada Tn. Landi sebesar Rp1.300.000,00.
15 : Dibeli dengan kredit dari Tn. Harno 300 kg kacang hijau @ Rp5.000,00. Tn. Endro melunasi utangnya sebesar Rp5.000.000,00 tanpa potongan.
18 : Dibeli dengan kredit dari Tn. Joyo 200 kg kedelai @ Rp3.700,00.
19 : Dibeli tunai dari Tn. Suryaman 100 kg jagung @ Rp1.500,00.Dibayar biaya listrik dan telepon untuk bulan Desember Rp150.000,00.
20 : Dibayar sewa kendaraan untuk mengirim barang dagangan sebesar Rp100.000,00. Dijual kredit kepada Tn. Andi 400 kg beras @ Rp5.800,00. Dibeli dengan kredit dari Tn. Iman 100 kg kacang tanah @ Rp6.000,00.
23 : Dijual dengan kredit 500 kg kacang tanah kepada Tn Dodi @ Rp7.500,00.
24 : Dibayar macam-macam biaya untuk toko
Rp100.000,00. Tn. Endro melunasi utangnya Rp2.500.000,00 tanpa potongan. Dijual dengan kredit kepada Tn. Candra 500 kg kacang hijau @ Rp7.000,00.
25 : Melunasi utang kepada Tn. Mansur Rp2.600.000,00 tanpa potongan. Dijual dengan kredit kepada Tn. Andi 100 kg beras @ Rp5.000,00.
26 : Menerima pelunasan dari Tn. Andi atas pembelian tanggal 20 dengan potongan 2%.
29 : Melunasi utang kepada Tn. Nandi sebesar Rp3.050.000,00 tanpa potongan.
30 : Dijual dengan kredit pada Tn. Bandi 200 kg jagung @ Rp3.100,00.
31 : Dibayar gaji 2 orang karyawan bagian toko masingmasing @ Rp400.000,00 dan 1 orang karyawan kantor Rp300.000,00. Diterima angsuran dari Tn. Candra sebesar Rp4.000.000,00 tanpa potongan.
Perusahaan dapat menggunakan jurnal umum untuk mencatat transaksi tersebut. Pencatatan dalam jurnal umum ini masih bisa digunakan selama transaksi perusahaan belum banyak. Namun jika transaksi sudah cukup banyak dan sering terjadi transaksi yang sama, maka penggunaan jurnal umum sudah tidak efisien lagi. Hal ini disebabkan oleh adanya pencatatan rekening yang sama di dalam jurnal umum yang dilakukan secara berulang-ulang.
Dengan demikian transaksi keuangan yang terjadi selama bulan Desember tersebut akan dibukukan ke dalam jurnal khusus secara kronologis (sesuai dengan urutan waktu terjadinya) dengan data tambahan bahwa Toko Rejeki menggunakan pencatatan persediaan perpetual dengan metode FIFO. Berdasarkan transaksi secara bersamaan dengan membuat jurnal juga dilakukan pencatatan pada buku pembantu baik buku pembantu piutang, buku pembantu persediaan, maupun buku pembantu utang usaha. Dari transaksi yang terjadi pada Toko “Rejeki” tersebut di atas dapat dicatat dalam jurnal khusus berikut ini:
a. Jurnal Penjualan
http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/5-Pencatatan-Bukti-Transaksi-ke-Dalam-Jurnal-9.png
Catatan:
* kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu piutang saat posting di buku pembantu yang dilakukan secara harian.
* * setiap minggu atau akhir bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting dalam buku besar umum penjualan atau dalam rekening selain penjualan dengan mencatat nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.
b. Jurnal Pembelian
http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/5-Pencatatan-Bukti-Transaksi-ke-Dalam-Jurnal-10.png
Catatan:
* Kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu utang saat posting di buku pembantu yang dilakukan secara harian.
* * Setiap minggu atau akhir bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting dalam buku besar umum pembelian atau dalam rekening selain pembelian dengan mencatat nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.
c. Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal ini digunakan untuk mencatat semua transaksi yang berkaitan dengan penerimaan melalui kas, cek, ataupun bilyet giro.
http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/5-Pencatatan-Bukti-Transaksi-ke-Dalam-Jurnal-11.png
Catatan:
* kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu piutang saat posting di buku pembantu yang dilakukan secara harian.
* * setiap minggu atau akhir bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting dalam buku besar umum pembelian atau dalam rekening selain pembelian dengan mencatat nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.
d. Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal ini yang digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran/pembayaran melalui kas, cek, ataupun bilyet giro.
http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/5-Pencatatan-Bukti-Transaksi-ke-Dalam-Jurnal-12.png
Catatan:
* kolom ref diisi dengan nomor rekening buku pembantu utang saat posting di buku pembantu yang dilakukan secara harian.
* * setiap minggu atau akhir bulan, kolom jumlah pada jurnal ini dijumlahkan diposting dalam buku besar umum pembelian atau dalam rekening selain pembelian dengan mencatat nomor rekening dari buku besar umum yang bersangkutan.
e. Jurnal Memorial/Jurnal Umum
Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal khusus.
http://gurumuda.com/bse/wp-content/uploads/2010/08/5-Pencatatan-Bukti-Transaksi-ke-Dalam-Jurnal-13.png



Sumber : www.gurumuda.com